Translator/terjemahan

Kamis, 19 Maret 2009

SEHELAI PUISI CINTA YANG NYARIS KOYAK


Aku Cuma bisa menatapi kertas lusuh yang nyaris koyak itu.Huruf demi huruf tulisan tanganku dan tulisan tanganmu ,Menyatu menjadi kata kemudian terjalin menjadi kalimat
lalu tercipta menjadi rangkaian puisi hidup yang teramat indah.
Banyak sudah kisah tentang tawa kita lewati, pun perihnya duka yang menghadang terlampaui, membuat kita sangat bangga pada buah karya itu dan memastikan semua hati pasti akan iri saat membaca jalinan kisah kita yang di penuhi wangi semerbak.
meski kita menyadari tinta yang kita gunakan adalah tinta hitam kertasnya tetaplah kertas putih perlambang cinta nan suci, buktinya adalah begitu perkasanya ruang dan waktu melindungi kita dari fitnah yang setiap saat ingin ikut membubuhkan tinta tinta merahnya yang berintikan bara api…………..
Mungkin …. baru separuh perjalanan kita lalui tapi teramat banyak angkuh
yang telah kita tundukkan, kitapun segera mengawinkan asa , agar terlahir karya sempurna.
Namun puisi hidup tak bisa terduga kemana ujungnya.Tak kusangka dengan hanya setitik dusta yang kau tuliskan, mampu menutup semua pintu kejujuran.
dan imaji kita terhenti………Tinta hitam kini menjadi bening. Sebening air mata kita yang membanjir. Kini … Tak ada jejak hitam yang bisa terbaca lagi, Kecuali Kebeningan yang pernah kau puja itu. Melumuri Putihnya segala itikad kita.
Kertas putih …..berisi wangi puisi itu….. kini lusuh….Basah…………
dan kita Cuma bisa …mengerang ketakutan……..
karena sungguh…… tiupan angin sepoi sepoipun
kan mampu mencabik cabiknya…….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar