Translator/terjemahan

Kamis, 16 April 2009

SAAT RINDU DATANG BERKUNJUNG


Rasa rindu itu menghampiriku kemudian perlahan berbisik lembut di telingaku, lalu seperti orang yang kehilangan kesadaran aku tersentak kaget , aku segera turun dari tempat tidurku lalu berlari kearah beranda, kulihat dia sedang duduk aku cepat berlari memeluknya Sebaris kata yang tidak asing di telingakupun kembali dia ucapkan" Seperti biasa kalau kakakmu memelukku dia pasti nangis", ucapnya sambil melirik adikku yang lewat di sampingnya.
" Kamu kenapa nak, ceritalah pada ibu " , ucapmu sembari mengelus ubun ubun hingga rambutku . Aku tidak menjawab aku hanya menatap wajahnya dalam dalam , kulihat empat butir embun cinta terjatuh dari sudut sudut matanya, Aku ingin berkata Ibu aku rindu …… sangat rindu….., tapi getaran bibirku tak mampu mengeluarkan suara apapun. Setiap aku memeluk tubuh bunda tiba tiba memoriku berputar kembali ke sebuah peristiwa di masa aku masih bayi dulu, saat indah itu adalah ketika sehabis memandikan aku dia membalut tubuhku dengan handuk kemudian memelukku lalu kehangatan tubuhnya kurasakan menembus handuk itu dan menghangatkan tubuhku dari rasa dingin yang menusuk kulit, setiap aku memeluk ibu seolah aku ingin menjadi bayi saja seumur hidupku agar hangat peluknya itu aku rasakan sesering mungkin. Rasanya aku tidak mau melepaskan pelukan bunda kali ini tapi ….
tiba tiba Azan subuh membuyarkan semua…… mengusir semua mimpiku.
Dua belas tahun sudah Bunda mendapat kehormatan itu. Di panggil Tuhan untuk menghadapkan jasad dan segenap jiwanya. Dia berlindung dalam sebuah alam sehingga tidak mungkin lagi kujumpai dengan kasat mataku. Orang orang bilang kalau bunda sudah wafat, meskipun menurutku mereka keliru. Setiap aku mendengar kata mati hatiku berontak , " Tidak, dia tidak mati, dia hanya terlindung dari indramu aku tetap bisa melihatnya dengan jelas, dan setiap kerinduanku tak tertahankan dia selalu datang mengunjungiku ".



Selengkapnya...

AKU DAN NYANYIAN DZIKIRMU

Aku……..
Mungkin Cuma seonggok daging
tergeletak di emper jalan
maka ketika beringas waktu menggigitku
aku Cuma bisa mengerang
Aku …….
Mungkin Cuma sesosok bangkai
yang terbujur kaku di lorong lorong zaman
maka cacing cacing rakus penghianatanmu
tak akan membiarkanku membusuk
tanpa sempat tercicipi
Aku ……
Mungkin bagimu hanya sebuah boneka
yang tiada ber"hati"
maka begitu mudah tingkah kelammu
menggiringku ketempat sampah
Atau….
Mungkinkah aku hanya sebuah bayang
yang bagimu telah ditanggalkan dari jazadnya ?
hingga begitu mudahnya…
kau enyahkan aku
dari nyanyian dzikir dzikirmu



Selengkapnya...