Translator/terjemahan

Jumat, 23 Januari 2009

Saat di Persimpangan


Sulit sekali rasanya menerima kenyataan ini
tapi mana mungkin? siapa sanggup hentikan waktu ?
dan semua berjalan sedemikian cepatnya,
hingga persimpangan ini tepat di depan mata
aku berbelok kekiri ,dinda ke kanan ?
dinda ke kiri, aku aku ke kanan ?
Bagiku apa bedanya ?
Perih tetap menyayat sedemikan dalamnya

Mungkinkah untuk sementara ?
atau mungkin selamanya ?
bagiku adakah bedanya ?
Luka tetap mengoyak sedemikian parahnya
Perpisahan mungkin Rencana tuhan
munkin juga memang pilihan kita
bagiku gak akan ada bedanya
air mata tetap meraja
Dinda ………… Andai aku punya
kekuatan menggenggam waktu
Kan kuputar waktu kembali
ke saat pertama kali kita bertemu
hingga tersisa banyak waktu
buat kita menyulam kisah
membagi cerita…………………………..


Selengkapnya...

Kepada seorang Terkasih

Kepada seorang Terkasih (sekarang uda mantan kekasih) aku pernah berkata, kalau ada orang yang paling dekat di hatiku, orang yang paling kucintai, maka dia adalah guruku, tentu saja mantanku itu cemburu, meskipun dia menyembunyikan perasaannya jauh ke dalam lubuk hatinya.
Bagiku seorang guru adalah sumber dari segala spirit dan inspirasiku, bahkan dengan tidak menafikan peran kedua orang tuaku, aku masih lebih mencintai guruku daripada orang tuaku. bagi orang lain mungkin ini sesuatu yang nyeleneh dan mengada ada, tapi bagiku ini adalah hal yang sangat wajar.
Orangnya sangat simpel dan sederhana, dari pandangan awam tak ada yang istimewa, kalo lagi bercanda dia sangat lucu bahkan mungkin lebih lucu dari tukul arwana,dia juga bisa sangat serius kalau bekerja, pandangannya selalu lembut dan tuturnya selalu manis seolah dia takut sekali menyinggung perasaan orang lain.Pertama kali mengenalnya aku betul betul tidak percaya padanya, Topeng ketidak berdayaan betul betul dia kenakan dengan sempurna, dan aku tertipu.
Kupikir hanya ada satu Keistimewaan yang membuatnya berbeda dengan orang lain yakni permasalahan hidupnya yang sangat pelik, penderitaan seolah telah menjadi sahabat yang sangat akrab mengunjunginya. Anehnya adalah dia selalu menyelesaikan semua masalahnya dengan sangat cantik, aku yang sering berada di sampingnya betul betul di buat takjub pada hal hal yang sering dia lakukan. Aku layaknya seperti sedang menyaksikan Cristiano Ronaldo yang sedang menghindari tacklingan demi tacklingan untuk kemudian pada akhirnya memasukkan bola ke gawang dengan sangat indah, aku Cuma bisa bengong , terpana dan kemudian terdiam.
Kadang ada perasaan ngeri menyelinap kedalam dadaku melihat kehidupan guruku, tapi anehnya cita citaku yang tertinggi adalah menjadi seperti guruku. Dia tidak pernah mengakui dirinya sebagai seorang guru, bahkan suatu malam dia masuk ke dalam mimpiku dan berkata, " Bukan aku yang mengajarmu, aku hanya menunjukkan arah, yang mengajarimu adalah Apa yang kau yakini sebagai Tuhan.


Selengkapnya...

Kamis, 22 Januari 2009

Israel Penebar dendam dan kebencianku



Akhirnya Pembantaian di kota Gaza berhenti juga, 1300 lebih jiwa melayang, anak-anak yang tak tahu apa-apa menjadi korban terbanyak begitu juga dengan ibu-ibu yang tidak berdaya. 5500 lebih menderita luka, sementara ratusan orang kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang tua, kehilangan sanak saudara, kehilangan harta benda, kehilangan harapan kehilangan segala-galanya.
Pembantaian mungkin sementara terhenti, tapi bagaimana dengan luka Palestina,bagaimana dengan duka anak anak Gaza yang cacat, yang mati di tinggal orangtuanya, apa itu bisa di obati dengan kunjungan Sekjend PBB Ban Ki Mon, apa itu bisa diobati dengan 2 milyar dollar bantuan arab saudi, apa itu bisa diobati dengan pelantikan Obama. apa itu bisa di sembuhkan dengan demo besar besaran di seluruh dunia ?, jikapun seandainya kemustahilan bisa terjadi dan Pemerintah israel bisa diseret ke Mahkamah International kemudian di hukum mati apa itu bisa mengobati luka Palestina ????? .
Luka itu akan abadi di hati rakyat Palestina, seperti juga dendamku dan kebencianku pada Zionis israel. Tapi kebencianku tidak sampai di situ saja, hari kedua penyerangan Israel, aku jadi sangat benci pada Amerika yang mendukung serangan tersebut, berikutnya aku membenci PBB yang tidak bisa memaksa Israel untuk menghentikan Agresinya, selanjutnya aku membenci Obama yang tiba tiba menjadi bisu, selanjutnya aku benci Mesir yang menghalangi masuknya bantuan, selanjutnya aku benci pada liga arab yang hanya bisa mengadakan pertemuan darurat.
Tidak berhenti sampai disitu kebencianku bahkan sampai ke Indonesia negeriku yang kaya raya dengan rakyat yang miskin miskin. Di negeri ini kebencianku tertuju pada sebuah badan pengawas pemilu yang melaporkan kepada kepolisian untuk menangkapi salah satu Presiden partai politik yang mengadakan demo untuk menyerukan dihentikannya pembantaian di palestina. Apa yang terjadi di negeri ini, Bukannya seharusnya kita bersyukur sudah ada Partai yang berani mendukung palestina secara moral. Seluruh belahan dunia sudah turun ke jalan, apa kita tidak malu kalo di negeri tidak ada demo padahal di pembukaan UUD 1945 ada tercantum…." Dan ikut memajukan peradaban dunia………", juga ada tercantum " …. Dan Penjajahan di atas dunia harus di hapuskan……………". apa mereka lupa atau pura-pura lupa Sebuah partai telah menyelamatkan muka kita di mata dunia, tapi malah dituduh macam-macam.Selanjutnya aku bahkan benci pada kang jalal orang yang selama ini kuanggap netral bahkan ikut ikutan terpancing menyalahkan partai yang tersebut ……………..


Selengkapnya...