Translator/terjemahan

Selasa, 30 Desember 2008

Rahasia

Dulu aku rajin sekali mengisi diary, dengan hal yang terjadi sepanjang hidupku, selalu saja ada hal yang berkesan yang patut dikenang pada masa datang. Namun hal itu kemudian terhenti, sang guru seperti tak senang kalau saya menulis dan menulis, dia bilang sesuatu yang mampu di tuliskan sangat mudah di ukur kedalaman maknanya, gunakanlah media diam untuk mengekspresikan dirimu, masuklah jauh kedalam dirimu tutup segala jalan bagi terbukanya rahasia, kamu tidak pelu menunjukkan bukti, karena jika kamu masih butuh itu berarti kamu belum yakin sepenuhnya pada dirimu.
Galilah terus rahasia yang ada pada dirimu, karena waktu tak pernah mau menunggumu, tapi jangan terburu buru nikmati saja setiap prosesnya baik hitam putih maupun kelabu, hilangkan segala kesombongan lalu bedirilah di atas Aqidahmu ,menjauhlah dari perintah perintah hatimu, karena hati adalah tempatnya keraguan dan kebimbangan. berbaurlah dengan dunia karena kita masih dalam perjalanan tapi perbaharuilah caramu memandangnya, jika dunia itu berpaling darimu terimalah itu sebagai sebuah resiko karena demikianlah cara tuhan menjagamu.
Semenjak itu aku tidak bersahabat lagi dengan pulpen dan kertas, setiap aku menulis selalu saja aku menemui jalan buntu, karena setiap huruf yang ingin kutulis selalu bermuara pada Rahasia dan aku tidak mungkin meneruskannya. Maka jika aku tidak kuasa lagi menahan dahsyatnya Tzunami ide dari dalam imajinasiku mulailah aku bersahabat dengan Tempat sampah, karena setiap hasil tulisanku langsung kusobek kemudian kubiarkan tempat sampah melahapnya.
Hai apa yang kamu lakukan? bukankah Tuhan itu Menjadi sangat istimewa karena Dia sangat Rahasia………………………….,begitulah suara dari dalam jiwaku yang terlampau sering menyinggungku .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar